Beberapa bakteri ada yang memiliki kemampuan untuk menghambat atau membunuh bakteri lain yang biasa disebut bakteri probiotik. Bakteri probiotik dapat menghasilkan asam amino atau zat antibiotik lainnya yang membuat tubuh manusia rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen. Mekanisme kerja probiotik dapat dibagi menjadi beberapa cara yaitu, produksi senyawa inhibitor, kompetisi terhadap senyawa kimia atau sumber energi (nutrisi), kompetisi terhadap tempat pelekatan, peningkatan respon imun (kekebalan), perbaikan kualitas air, dan interaksi dengan fitoplankton (Gomez-Gil, 2000 dalam Tepu, 2006).
Skrining atau penapisan bakteri probiotik untuk kegiatan pemeliharaan larva hewan akuatik dapat mencakup beberapa tahap berikut :
1. Pengumpulan informasi dasar.
2. Pengumpulan probiotik potensial.
3. Evaluasi terhadap kemampuan probiotik potensial berkompetisi dengan galur patogen.
4. Pendugaan patogenisitas probiotik potensial.
5. Evaluasi pengaruh probiotik potensial pada larva.
6. Analisis ekonomi biaya-laba (Gomez-Gil, 2000 dan Roque, 1998).
Teknik skrining bakteri probiotik menggunakan dua metode yaitu :
1. Metode kertas cakram, kelebihannya yaitu, kemampuan bakteri probiotik untuk menghambat bakteri pathogen dapat ditentukan dari zona bening yang dihasilkan. Namun memiliki kelemahan yaitu, tidak dapat menghitung jumlah bakteri yang ada.
2. Metode kultur bersama, kelebihannya dapat menentukan jumlah bakteri.
Prosedur Kerja
Metode Kertas Cakram
Disuspensikan satu koloni tunggal bakteri pathogen (Ex : Vibrio harveyi) pada 1 ml larutan garam fisiologis, disebarkan sebanyak 0,1 ml pada media SWC (Sea Water Complete)-agar, dan dibiarkan beberapa menit hingga kering. Setelah itu, disuspensikan satu koloni tunggal bakteri kandidat probiotik 1UB (Pseudoalteromonas) dan dicelupkan kertas cakram. Kemudian ditaruh di atas permukaan media SWC-agar yang sudah mengandung bakteri pathogen. Diinkubasikan semalam pada suhu ruang, diamati, dan diukur zona bening yang terbentuk.
Terbentuknya zona bening pada kertas cakram mengindikasikan bahwa terdapat pertumbuhan bakteri probiotik dan penekanan pertumbuhan bakteri patogen. Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, menginaktivasi enzim, dan destruksi atau kerusakan fungsi material genetik (Ardiansyah, 2007 dalam Beritaiptek, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. 2007. Antimikroba dari Tumbuhan. www.beritaiptek.com [1 Juni 2008].
Gomez-Gil B, Roque A. 1998. Selection of Probiotic Bacteria for Use in Aquaculture. Di dalam : Flegel TW, editor. Advances in Shrimp Biotechnology. Proceedings to the Special Session on Shrimp Biotechnology, 5th Asian Fisheries Forum; Chiengmai, Thailand. Bangkok : National Center for Genetic Engineering and Biotechnology. hlm 175.
Tepu I. 2006. Seleksi Bakteri Probiotik untuk Biokontrol Vibriosis pada Larva Udang Windu (Pennaeus monodon) Menggunakan Cara Kultur Bersama. [Skripsi]. Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar