Minggu, 05 Desember 2010

Iseng2 Di pEnghujung Tahun

Wah g’ kerasa aja ya dah di penghujung tahun aja tepatnya sich dibulan Desember tahun 2010. Tapi kenapa ya saya merasa masih belum dianggap jadi orang.. Mw tw kenapa??

Ayo coba tebak??..

Masa g’ tw sich??

Saya kasih tw klunya dech..

Semester akhir dibangku kuliah S1..

Dah tw belum??

Yap betul banget.. Apalagi klo bukan dapet Gelar S1 & di wisuda.. hehehe

Tapi topik kita kali ini sebenernya bukan u/ gelar S1 ya.. Cz saya belum dapet gelar tersebut.. hehehe

Topik yg mw sampaikan u/ mencoret2 di blog saya kali ini adalah Masalah Cinta..

Wow kedengarannya Mantabb g’ tuch??

Okeh sekarang saya akan mencoba lebih khusus lagi Temanya yaitu tentang PDKT alias Pendekatan..

Saya pernah membaca suatu buku tapi saya lupa Judul & Pengarangnya.. Mudah2n bagi pengarang buku yg saya cantumkan di blog saya tidak marah ya gara2 saya mengutip kata2 dari buku Bapak/Ibu pengarang.. Cz menurut saya buku yang Bapak/Ibu pengarang tulis menurut saya sangat Baggggguuuuuuuuuuuuussss!!! So saya merasa perlu mengutip buku tersebut..

Jadi ceritanya begini..

Banyak Pria melakukan banyak hal-hal gila demi “berkorban” untuk bisa memiliki seorang Wanita. Ada yang rela mengeluarkan banyak uang untuk membelikan barang-barang mewah atau apa saja yang diminta si Wanita. Ada yang membuang banyak waktu sia-sia untuk bisa “menjadi pembantu” si Wanita dengan berbuat extra sangat sangat baik seperti mengerjakan tugas si Wanita, membawakan belanjaan si Wanita, menemani si Wanita belanja, menjadi “sopir keliling” si Wanita, mendengarkan dengan seksama cerita “membosankan” si Wanita bahkan banyak Pria yang mengorbankan kewajiban mereka di kantor, tempat kerja atau kewajiban-kewajiban lainnya hanya untuk bisa bersama Wanita yang mereka harap bisa TERTARIK dengan Mereka, dan bla-bla-bla. Kemudian jika cara ini belum berhasil maka Pria itu akan mengatakan “Apa sih yang kurang dari pengorbanan saya (Pria)?”

Menurut saya dan buku tersebut mengatakan bahwa Cara tersebut SANGAT-SANGAT LAMA YANG TIDAK ADIL!!! Betul tidak??

Lalu mw tw cara yang Baru alias New??

Okeh saya akan coba berikan kepada Rekan2 Jomblo yang sebenarnya termasuk saya… hahahaha

1. PRIA MENGEJAR, WANITA MENENTUKAN

Artinya adalah secantik-cantiknya wanita & seingin-inginnya wanita pasti Pria yang harus mengejar terlebih dahulu.. Kenapa bisa begitu?? atau Mungkinkah kita balik kondisinya?? Yaitu Wanita mengejar dan Pria Menentukan? Bisa saja. tapi tidak secara langsung tentunya… Kita tidak bisa membuat Wanita langsung mengejar kita dengan sendirinya. Bahkan Wanita yang TERTARIK kepada Anda sekalipun akan berusaha membuat skenario yang membuat anda mengejar mereka dan membuat mereka yang menentukan.

2. GUNAKAN KEPUTUSAN ANDA BERDASARKAN EMOSI BUKAN LOGIKA

Inti dari langkah kedua tersebut adalah Jika anda meyakinkan EMOSI, dia akan berkata “Tidak peduli ada BUKTI atau TIDAK… Tidak Peduli MASUK AKAL atau TIDAK. asal saya MERASA YAKIN, SAYA PERCAYA!” mengapa demikian? Karena otak EMOSI adalah otak yang penuh PERASAAN yang ingin MERASA YAKIN untuk dapat PERCAYA akan sesuatu..

Jika anda para pria masih belum memahami dari langkah kedua ini, maka saya akan menujukkan Faktanya.. “Pria berpikir dan mengambil keputusan 80% berdasarkan LOGIKA dan Wanita berpikir dan mengambil keputusan 80% berdasarkan EMOSI.” Betul tidak??

Emosi tidak perlu BUKTI, FAKTA atau ALASAN, asalkan anda tw cara untuk MEYAKINKAN Emosi, maka Wanita Manapun akan Merasa SANGAT TERTARIK dengan anda TANPA ALASAN YANG JELAS!..

Sebenarnya masih ada lagi trik2 PDKT yang bisa DITERAPKAN.. Tapi Menurut saya Langkah No. 2 adalah LANGKAH PALING JITU yang Bisa Merubah segalanya.. Jika tidak Percaya silahkan tinggalkan saja Blog ini.. Jika Percaya maka silahkan tinggalkan Comment Anda.. hahahaha

Silahkan Mencoba..


Kamis, 11 November 2010

Transportasi Ikan

Transportasi ikan hidup merupakan suatu metode pengangkutan ikan dalam kondisi hidup dengan kemasan dan cara tertentu. Menurut Handisoeparjo (1982) transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa dan menempatkan ikan dalam suatu lingkungan yang berlainan dengan lingkungan asalnya, disertai dengan perubahan sifat lingkungan yang mendadak. Ikan hidup yang akan dikirim dipersyaratkan dalam keadaan sehat dan tidak cacat untuk mengurangi peluang mati selama pengangkutan.

Transportasi ikan hidup terbagi dua, yakni sistem basah dan sistem kering. Pada transportasi sistem basah, media dituntut sama dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu air dan oksigen (Wibowo, 1993). Sedangkan transportasi sistem kering merupakan transportasi yang tidak menggunakan air sebagai media transportasi, namun demikian bisa membuat lingkungan atau wadah dalam keadaan lembab. Sistem basah terbagi atas dua metode, yakni metode terbuka dan metode tertutup.

Faktor yang sangat penting pada pengangkutan ikan adalah tersedianya oksigen terlarut yang memadai, tetapi faktor ini sangat tidak menjamin ikan berada dalam kondisi baik setelah pengangkutan. Kemampuan ikan untuk mengkonsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh toleransi terhadap stress, suhu air, pH, konsentrasi CO2, dan sisa metabolisme lain seperti amoniak (Junianto, 2003). Transportasi benih ikan, biasanya dilakukan dengan kepadatan yang sedikit lebih tinggi, hal ini bertujuan agar biaya transportasi lebih efisien. Semakin padat ikan yang dibawa di dalam suatu wadah, semakin besar kemungkinan ikan tersebut terluka akibat gesekan-gesekan antar ikan. Ikan yang ditransportasikan secara padat dalam suatu wadah akan mudah mengalami stres. Stres dan luka akibat gesekan dapat menimbulkan penyakit dan akhirnya ikan mati.

Transportasi Ikan

Transportasi ikan hidup merupakan suatu metode pengangkutan ikan dalam kondisi hidup dengan kemasan dan cara tertentu. Menurut Handisoeparjo (1982) transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa dan menempatkan ikan dalam suatu lingkungan yang berlainan dengan lingkungan asalnya, disertai dengan perubahan sifat lingkungan yang mendadak. Ikan hidup yang akan dikirim dipersyaratkan dalam keadaan sehat dan tidak cacat untuk mengurangi peluang mati selama pengangkutan.

Transportasi ikan hidup terbagi dua, yakni sistem basah dan sistem kering. Pada transportasi sistem basah, media dituntut sama dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu air dan oksigen (Wibowo, 1993). Sedangkan transportasi sistem kering merupakan transportasi yang tidak menggunakan air sebagai media transportasi, namun demikian bisa membuat lingkungan atau wadah dalam keadaan lembab. Sistem basah terbagi atas dua metode, yakni metode terbuka dan metode tertutup.

Faktor yang sangat penting pada pengangkutan ikan adalah tersedianya oksigen terlarut yang memadai, tetapi faktor ini sangat tidak menjamin ikan berada dalam kondisi baik setelah pengangkutan. Kemampuan ikan untuk mengkonsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh toleransi terhadap stress, suhu air, pH, konsentrasi CO2, dan sisa metabolisme lain seperti amoniak (Junianto, 2003). Transportasi benih ikan, biasanya dilakukan dengan kepadatan yang sedikit lebih tinggi, hal ini bertujuan agar biaya transportasi lebih efisien. Semakin padat ikan yang dibawa di dalam suatu wadah, semakin besar kemungkinan ikan tersebut terluka akibat gesekan-gesekan antar ikan. Ikan yang ditransportasikan secara padat dalam suatu wadah akan mudah mengalami stres. Stres dan luka akibat gesekan dapat menimbulkan penyakit dan akhirnya ikan mati.

Transportasi Ikan

Transportasi ikan hidup merupakan suatu metode pengangkutan ikan dalam kondisi hidup dengan kemasan dan cara tertentu. Menurut Handisoeparjo (1982) transportasi ikan hidup pada dasarnya memaksa dan menempatkan ikan dalam suatu lingkungan yang berlainan dengan lingkungan asalnya, disertai dengan perubahan sifat lingkungan yang mendadak. Ikan hidup yang akan dikirim dipersyaratkan dalam keadaan sehat dan tidak cacat untuk mengurangi peluang mati selama pengangkutan.

Transportasi ikan hidup terbagi dua, yakni sistem basah dan sistem kering. Pada transportasi sistem basah, media dituntut sama dengan tempat hidup ikan sebelumnya yaitu air dan oksigen (Wibowo, 1993). Sedangkan transportasi sistem kering merupakan transportasi yang tidak menggunakan air sebagai media transportasi, namun demikian bisa membuat lingkungan atau wadah dalam keadaan lembab. Sistem basah terbagi atas dua metode, yakni metode terbuka dan metode tertutup.

Faktor yang sangat penting pada pengangkutan ikan adalah tersedianya oksigen terlarut yang memadai, tetapi faktor ini sangat tidak menjamin ikan berada dalam kondisi baik setelah pengangkutan. Kemampuan ikan untuk mengkonsumsi oksigen juga dipengaruhi oleh toleransi terhadap stress, suhu air, pH, konsentrasi CO2, dan sisa metabolisme lain seperti amoniak (Junianto, 2003). Transportasi benih ikan, biasanya dilakukan dengan kepadatan yang sedikit lebih tinggi, hal ini bertujuan agar biaya transportasi lebih efisien. Semakin padat ikan yang dibawa di dalam suatu wadah, semakin besar kemungkinan ikan tersebut terluka akibat gesekan-gesekan antar ikan. Ikan yang ditransportasikan secara padat dalam suatu wadah akan mudah mengalami stres. Stres dan luka akibat gesekan dapat menimbulkan penyakit dan akhirnya ikan mati.

Jumat, 05 November 2010

Red Cherry


Bagi temen2 yg belum tau udang red cherry ane pengen coba ngasih tau nich. Smoga bermanfaat ya. Jika dah tau infonya silahkan saja untuk membudidayakannya. Cz udang ini bisa dibilang masih cukup potensial sebagai lahan bisnis loch yang ujung2nya bisa jadi duit..

Udang red cherry biasanya dikenal pada lingkup akuaskap sebagai salah satu primadona unggulan. Jenis ini tubuhnya sangat elok bila dipandang, selain itu memiliki banyak corak dan warna, seperti warna merah, putih, hijau, biru, dan hitam bergantung kepada jenisnya. Udang ini berfungsi sebagai pembersih bangkai, lumut, dan kotoran di akuarium karena bersifat omnivora. Makanan udang red cherry di alam adalah alga (Klotza, 2006).

Udang mungil ini termasuk kedalam famili Atydae dari filum crustacea yang berasal dari Asia Timur seperti Cina dan Taiwan. Atydae berarti chelae (apendik arthropoda yang mengalami modifikasi menjadi bentuk capit) pertama dan kedua sama besarnya dengan bulu terminal pada ujung chelae yang digunakan untuk mengambil pakan berupa alga (Barnes, 1972). Famili Atydae memiliki 15 genus dengan jumlah spesies menyebar di Asia terutama Asia Timur, Amerika Selatan serta Afrika. 120 jenis ini termasuk kedalam genus Caridina dan Neocaridina (Yam, 2003).

Habitat udang red cherry terdapat pada sungai-sungai dengan aliran air yang tidak terlalu deras dan mempunyai kisaran suhu antara 20˚C sampai 30˚C. Perubahan suhu yang signifikan sangat berpengaruh terhadap daya tahan udang red cherry. Jika suhu suatu lingkungan berubah secara signifikan maka pertumbuhan udang red cherry akan terhambat dan bisa menyebabkan kematian. pH dalam habitat udang red cherry berkisar antara 6,5 sampai 8,0, namun udang ini menyukai pH yang sedikit lebih asam. Kesadahan pada habitat udang red cherry berkisar antara 3˚ sampai 15˚ KH dengan kadar oksigen 1 sampai 5 ppm (Klotzb, 2006).


Suatu penghargaan besar dari saya untuk Anda karena telah bersedia masuk di blog ini. Saya akan mencoba dan berusaha memberikan yang terbaik untuk Anda............... Selamat menikmati...............